Rabu, 17 Juni 2015

Benarkah Sistem Baik Dapat Memperbaiki Moral Buruk?

Sistem dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) berarti perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya, sedangkan Wikipedia mengartikan Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.

Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.

Sedangkan Moral dalam KBBI diartikan sebagai ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, seperti; akhlak; budi pekerti; susila dan lain lain, lebih lanjut lagi KBBI menambahkan bahwa moral adalah kondisi mental yg membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dl perbuatan.

Sedangkan Wikipedia mengartikan Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. 

Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. 

Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.

Dari kedua sumber utama diatas tentunya kamu sudah mengerti arti sistem dan moral secara sah, dan yang menjadi pertanyaan adalah apakah benar sistem dapat memperbaiki moral? atau malah sebaliknya, bahwa moral lah yang bisa menentukan sistem itu menjadi baik dan buruk? jawabannya tentu sangat panjang, nah melalui blog ini saya mencoba mengetengahkan kedua presepsi diatas sesuai dengan pengetahuan saya, dan juga didukung oleh pendapat pendapat lain yang dianggap memiliki nilai definisi dan pemaknaan secara menyeluruh.

Pertanyaan ini pertama kali muncul ketika saya membagikan tulisan sebelumnya yang berjudul pemimpin yang buruk di pilih oleh masyarakat yang buruk, apakah kamu sudah membacanya? jika belum ada baiknya kamu baca melalui link ini Pemimpin yang buruk di pilih oleh masyarakat yang buruk. Dengan membagikan artikel tersebut di Facebook saya mendapatkan pemahaman baru dari para komentator, karena pendapat yang dikemukakan sedikit banyak mempunyai nilai definisi berdasarkan empirisme dan pengetahuan mereka tentunya, pun saya juga merasa bodoh sendiri ketika harus membenturkan gagasan definitif kepada mereka yang basiknya memang sudah pinter dari awal.

PENDAPAT MEREKA:
Agar apa yang akan saya simpulkan nanti tidak hanya didasarkan pada pemikiran definitif pribadi dan agar tidak menjadi definitif yang miskin ide, saya berikan beberapa pendapat dari masyarakat luas. Sebenarnya apakah sistem dapat memperbaiki moral? Konteks pembicaraan tentang Money Politic.

Retno Kusumo Wardhani (FB)
"Sebenernya, menurut saya sih, kompleks sekali kalau kita bicara politik, penguasa, rakyat, duit, dan segala permasalahannya. Tidak bisa dilihat hitam putih saja. Nggak bisa serta merta menyadarkan rakyat bahwa money politik adalah pengkhianatan terhadap demokrasi dan cita2 luhurnya. Bukan pekerjaan yg bisa dilakukan dalam satu dua tiga tahun. Lha siapa yg bisa menyalahkan orang dengan tingkat ekonomi rendah yang menggunakan kesempatan bagi duit ini untuk menambah stok beras di dapurnya? Kita bisa bicara a sampai z tentang kapitalisme dan sosialisme, tapi tdk akan ngaruh kalau yg diajak ngomong lagi sibuk mikir apa yg mau dipake nyuapin anaknya. Tapi, bukan berarti hal ini harus dibiarkan begitu saja. Ya mulai dari diri sendiri dulu, trus mulai berusaha menyosialisasikan ke orang terdekat, lali beranjak ke lingkup yg lbh luas, membangun komunitas, dsb. Saya rasa, masih banyak kesempatan kita sebagai sebuah bangsa memperbaiki diri. Dan lagi, katanya, kejatuhan suatu bangsa bisa jadi akibat dari diamnya orang2 yg tahu. Jadi, yang merasa tahu, ya mulai menyebarkan pengetahuannya lah. Dengan cara yg simpatik tentunya. Dan acceptable. kiki emotikon Gitu, deh, menurut ibu2 macam saya yg taunya cuma sinetron dan gosip artis ini. Hahahaha. #nontongosiplagi"


Umi Ne Vincent (FB)
MORAL BAIK hy bisa di ciptakan oleh SISTEM yg BAIK. SISTEM yg BAIK haruslah berlandas kan AQIDAH yg bisa jadi landasan pijakan dlm membuat kebijakan sistem yg baik, yaitu menjaga keseimbangan antara MORAL dan penjabarAn capaian dari sistem tersebut. SISTEM yg baik hanyA berlandaskan AQIDAH ISLAM. Jadi kesimpulannya SISTEM lah yg perlu ada perubahan, jika menginginkan MOral yg baik.


Ada dua pendapat yang bisa dijadikan perbandingan, dari pendapat pertama lebih lanjut mengatakan bahwa Moral lah yang bisa memperbaiki sistem, sedangkan pendapat kedua mengatakan bahwa sistem lah yang dapat memperbaiki moral. Ternyata ada perbedaan dalam mendefinisikan peran antara dua kata yang tersebut. Lalu mana yang benar?

Sistem seperti yang telah didefinisikan diatas merupakan sebuah kesatuan yang bisa menjalankan peran berdasarkan pos pos tertentu, artinya sistem bisa saja tercipta tanpa harus melalui unsur kesengajaan, namun kalau berbicara konteks negara tentu saja sistem memang melalui unsur sengaja, sengaja dibuat oleh orang orang yang paham dan mengerti akan kondisi sesuatu. sebuah sistem dalam kenegaraan di tuangkan dalam bentuk undang-undang, sedangkan sistem yang terjadi pada masyarakat biasanya tidak tertuang dalam bentuk obyek yang bisa dipegang, namun lebih banyak dituangkan dalam ilmu titen (jawa: niteni). Sedangkan dalam agama sistem tertuang dalam kitab suci.

Sistem bisa diartikan sebagai kebiasaan, kebiasaan yang pada akhirnya memunculkan sesuatu kejadian yang sistemik, berada pada lingkaran kebiasaan yang sangat sulit untuk dirubah oleh apapun, bahkan ketika ada formula yang sengaja diciptakan agar bisa merubah pola yang sudah sagat sistemik, pada akhirnya formula tersebut bisa ikut kedalam sistem yang ada.

Sedangkan Moral, sesuai definisi diatas bisa dikatakan sebagai sesuatu yang sikap baik, definisi ini jelas karena jika ada orang yang tidak baik pasti dikatakan sebagai orang yang tak bermoral. moral bisa digunakan sebagai penyembuh asalkan hampir dari keseluruhan orang yang berada didalam sistem sudah mempunyai moral. moral menurut saya tanpa berpihak kepada siapapun adalah zat imun yang dapat menyembuhkan sistem pemerintahan yang selama ini banyak dikotori oleh oknum-oknum yang suka korupsi.

Kalau sistem digunakan untuk memperbaiki moral, saya yakin bahwa pola yang diterapkan adalah pola pemaksaan agar orang menjadi sesuatu yang dikehendaki, katakanlah baik, ada punisment (hukuman) berat ketika sampai tidak menjalankan sistem tersebut. Sedangkan Moral, ketika lebih banyak orang bermoral dalam suatu sistem (apapun sistem tersebut) maka akan menjadikan sistem menjadi lebih baik lagi.

Nah makanya kudu ada kesadaran dari semua masyarakat, money politik merupakan fenomena yang mulai menjadi sistemik, kalau masyarakat tidak lagi mempunyai kesadaran akan efek yang ditimbulkan dari politik uang maka bersiap-siaplah untuk masuk kedalam sistem yang sebenarnya diciptakan oleh manusia sendiri.

BAGAIMANA PENDAPATMU? Apakah kamu punya gagasan lain? kalau ada silahkan bagi di kolom komentar. Terimakasih