Selasa, 20 Desember 2022

Mengukur Hasil Kinerja itu Lebih Penting dari Sekedar Percaya Diri

Seorang kawan bercerita padaku tentang pekerjaannya yang luar biasa. Sejenak aku mendengarkan dengan antusias dan kagum dengan ceritanya. Ia melakukan ini dan itu dari waktu ke waktu secara konsisten, terdengar ia sangat percaya diri dengan apa yang telah ia lakukan, hingga sampai pada pertanyaan ini, ia langsung mengernyitkan dahi. 

"Bagaimana hasil dari pekerjaanmu itu, apakah memuaskan?" Tanyaku disela-sela ceritanya. 

Ia sedikit ragu menjawab pertanyaanku jika dibandingkan kondisi saat ia cerita tentang pekerjaannya, ia tidak lagi bersungguh-sungguh. Untuk cerita selanjutnya aku sudah bisa menduga seperti apa. Kondisi semacam itu hampir dialami oleh sebagian besar pebisnis muda atau pekerja baru. 

***

Ada pesan masuk ke emailku, isinya tentang tawaran mengikuti pelatihan gratis untuk menjadi seorang pakar data analyst, dalam email dijelaskan tentang prospek pekerjaan masa depan yang dibutuhkan dunia kerja, salah satunya data analyst tersebut. 

Pembahasan mengenai data analyst akhir-akhir ini memang ramai, keahlian menjadi ahli pembaca data tampaknya mulai dibutuhkan dalam dunia kerja. Jangan berpikir ini tentang dunia kerja skala besar, bahkan untuk level-level pekerjaan skala kecil juga membutuhkan analisa data, setidaknya bisa untuk dijadikan rujukan membuat kebijakan. 

Teman saya tadi sudah benar berbangga dengan pekerjaannya, ia memiliki motivasi kuat untuk berkembang dan mencintai apa yang sedang ia lakukan, namun yang perlu disadari, tanpa mengetahui seberapa jauh hasilnya, dan mengetahui persoalan yang menyebabkan usahanya sulit berkembang dan tak segera mampu menggapai mimpinya, hanya akan membawa dia ke zona degradasi. Zona ini berbahaya bagi kalangan muda, karena bisa melemahkan semangat yang telah ia bangun sebelumnya. 

Zona degradasi, kusebut demikian untuk menggambarkan kondisi kehausan karena kekurangan cairan. Ibarat kata, hasil kerja keras adalah cairan yang akan menyegarkan tubuh dan pikiran akibat kerja keras. Pekerjaan apapun membutuhkan hasil yang jelas. Semoga kalian sepakat dengan pernyataan ini. 

Yang dibutuhkan temanku tadi bukan sekedar motivasi saja, ia membutuhkan keahlian untuk mengumpulkan data dan mengolah data dan selanjutnya menganalisanya. Jika benar dilakukan, ia akan tahu kenapa pekerjaan yang telah dilakukan belum menghasilkan apa yang ia inginkan. Oh ya, menganalisa pekerjaan dengan data juga menjauhkan dari penilaian subyektif, yaitu penilaian dari anggapan-anggapan yang lahir dari satu sudut pandang. 

Dunia usaha butuh penganalisa data, namun yang juga sangat membutuhkan keahlian ini adalah pemerintahan. Pemerintah yang bagus adalah pemerintah yang membuat kebijakan berdasarkan analisa data. Dalam sekolah politik anggaran yang pernah ku ikuti, secara gamblang dijelaskan bahwa ciri khas pemerintah pro rakyat dikenali dengan penerapkan partisipasi publik. Dulu sudah kami praktekkan dengan membuat kotak aspirasi masyarakat yang bertujuan mengakomodir dan mencari tahu apa yang diingikan oleh masyarakat. Hasilnya luar biasa bagus untuk masyarakat dan pemerintah desa. 

***

Coba jawab pertanyaan sederhana ini

Kamu punya usaha apa? 
Apa yang kamu jual, produk barang atau jasa? 
Siapa saja yang telah membeli produkmu? 
Apakah sudah sesuai dengan target marketmu? 
Apakah biaya produksimu sudah tertutupi dari pendapatan hasil jualan produk? 
Apa yang bisa kamu lakukan untuk mengembangkan usahamu? 

Pertanyaan sederhana ini akan sangat sulit dijawab tanpa adanya data yang bisa dianalisa. Alih-alih menjawab dengan benar, bisa jadi Anda terjebak menjawan dengan asumsi semata. 

18 Desember 2022
Trigus D. Susilo